Selasa, 02 Oktober 2012

Quis perkembangan Remaja citizen duane..



KUIS PSIKOLOGI REMAJA (CITIZEN DUANE)
1.       Jelaskan pengaruh keluarga dalam pembentukan identitas Duane
2.       Membandingkan Konsep diri Duane Balfour dan chad Mitod
3.     Bagaimana proses Asimilasi dan akomodasi Duane Balfour sehingga dia dapat mengakomodasi proses kognitif dari gagal menjadi berhasil?
4.       Jelaskan Locus of Control Duane Balfour?
JAWABAN
  1. Eric Ericson Duane pada tahap dari identitas versus kebingungan identitas. Fase ini terjadi pada masa remaja, setiap usia 10 s / d 20 tahun. Pada saat ini, remaja mulai mengeksplorasi kemandirian dan diriya bangunan sensitivitas. Dan remaja menghadapi menemukan siapa mereka, dan bagaimana hal itu akan, dan tujuan yang beralih ke dalam kehidupan (jatuh tempo item). Remaja dihadapkan dengan peran baru dan orang dewasa seperti status pekerjaan, politik dan asmara, serta Duane dikelola untuk tingkat presiden, calon walikota, dan menjalani hubungan khusus dengan negara sahabat. Mulai mencoba peran yang berbeda. Dalam hal ini, yang disebut James Marcia yang pada saat krisis adalah masa pertumbuhan identitas selama masa remaja memilih antara pilihan yang bermakna. Setelah melewati periode ini, dan ia mulai akhirnya berkomitmen untuk menjalani hidupnya bahagia banyak cobaan meskipun dihadapkan dengan (komitmen). Karena Duane telah mengalami masa krisis dan berkomitmen, kemudian menempatkan identitas dari empat disampaikan oleh James Marcia, memiliki kasus identitas pada salah satu anaknya.
  2. Konsep diri,  Chad dan Duane sama-sama dipengaruhi keluarga. Namun, Duane Balfour, baru menyadari bahwa dia cerdas dan memiliki pengetahuan yang baik. Duane digambarkan diberikan dalam film ini sangat yakin bahwa dia bisa lebih baik daripada Chad. Duane tidak ragu-ragu untuk menunjukkan bahwa ia bisa melakukan banyak hal untuk tetap berjalan untuk wakil dewan sekolah pertarungan dengan Chad (meskipun ia sadar bahwa Chad kecilnya fisik), dan dua Galstyan. Sebuah konsep yang sangat dipengaruhi oleh Bapa-Ku, yang mengajar Duane Duane percaya kepada-Nya dan melakukan semua hal yang ia percaya tanpa ragu-ragu. Namun, ia melakukan segalanya, Duane merasa, tanpa "embel-embel" seperti latar belakang keluarga Chad. Chad jika ia akan membawa konsepnya mengenai apa yang bisa bahwa keluarga, yang memiliki kekuasaan di kota. Dia menyadari bahwa dia adalah cucu dari walikota dan keluarganya dampak yang besar pada kota: Jadi, Chad status perkawinan dan menggunakannya sebagai konsep itu sendiri. Serta gagasan bahwa dia mungkin memiliki sesuatu untuk menghidupi keluarga mereka. Jadi, dengan mudah bisa menjadi sekolah hukum dihormati dan anak-anak sekolah. Dia juga merasa bahwa ia dapat melakukan hal yang berbeda sendiri. 
  3. Pertama, Duane benar-benar menonjol untuk prinsip-prinsip seperi  ayahnya untuk selalu membela apa keyakinannya bahwa ia berani melawan Chad yang merupakan cucu dari walikota. Karena sikap ini, banyak dari mereka menganggap Duane gila ayahnya. Namun, Miss Houston, salah seorang guru yang sangat peduli dan sekitar Duane Duane mengatakan bahwa ia harus menyalurkan energinya ke sesuatu yang lebih positif dari sekedar melawan Chad. Pada saat itu, Chad mulai mempertimbangkan saran dari gurunya. Dia mulai memasukkan informasi baru tentang realisasi (asimilasi) panjang. Dari proses asimilasi, ia mulai beradaptasi panjang pemahaman untuk terus menjaga iman dengan disalurkan energinya pada positif (perumahan). Dia masih harus mempertahankan apa yang dipikirkan, tetapi dengan cara yang lebih positif. Hingga akhirnya, Duane memutuskan untuk menjadi kandidat dalam pemilihan kota dan saingan nyonya Kelly Milton, Nenek Chad. Meski kalah pemilu, Chad dapat mengambil banyak pelajaran berharga yang kehilangan atau keuntungan tergantung pada setiap orang memahami dan yang paling penting, bahagia.
  4. Locus of control adalah persepsi individu dari suatu peristiwa. Yang terdiri dari internal locus of control (hasil dari perilaku mereka sendiri) dan locus of control eksternal (luar nasib dan lain-lain). Duane locus of control adalah persepsi kemenangan. Dalam pemilihan dewan mahasiswa, ia berpikir bahwa ia tidak menang karena mereka dia tidak kuat, populer dan menipu lawannya. Meskipun tidak semua jalan. Gagal sebenarnya adalah hasil dari perilaku mereka sendiri. Karena Duane Chaos sering melakukannya, maka orang lain berpikir bahwa Duane adalah mahasiswa miskin, dan sebagainya, sehingga ia memiliki sangat sedikit kebisingan. Kemudian persepsi kemenangan dalam pemilu lokal. Dia berpikir bahwa hal itu sangat sulit untuk mendapatkan suara, karena mereka tidak mau mendukung dia dan lawannya telah melakukan banyak cara untuk menang. Meskipun belum tentu demikian,ibunya seperti itu  dari hasil tingkah laku Duane itu sendiri.

Sabtu, 23 Juni 2012


Anak & media :PERBANDINGAN PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN dan PROMOSI FILM CULOBOYO JUNIOL DENGAN DORA THE EXPLORER

Tahu engak sih ternyata ada film kartun dari Indonesia lo yang dibuat di Surabaya yang  dulunya kartun ini untuk orang dewasa  lalu mulai membuat kartun yang dibuat untuk semua umur yang tapi cocok untuk anak sekolah, tetapi sayang untuk melihatnya kartun ini hanya bisa  melalui “YOUTUBE”  jadinya belum begitu dikenal. Di dalam kartun itu terdapat beberapa tokoh tetapi yang ditonjolkan hanya dua Yaitu Suro dan Boyo tapi dalam kartun ini hanya berkomunikasi lewat telepon tetapi diberi aksi-aksi yang menarik pada waktu mereka berbincang-bincang  sehingga menarik untuk dilihat  tapi terhubung yang membuat orang Surabaya sehingga dalam kartun itu menggunakan bahasa jawa dengan logat orang Surabaya tapi tenang saja ada artinya kok di setiap perbincangannya sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang menyasikkan kartun ini meski lain dari daerah luar Jawa Timur , tapi sayangnya kartun ini masih dibuat episode ke 1 dan untuk episode selanjutnya  akan di up load ke Youtube, jadi tunggu saja ya…..
Sika kartun Dora the explower pastinya sudah tahu kan kan sering ditayangkan di televise swasta apalagi sekarang tidak hanya berserial saja sekarang yang hanya setenga jam saja sekarang  sudah ada seri filmnya lo yang lama sekitar 1 jam lebih dan banyak lagi ceritanya sehingga bisa belajar berbagai macam-macam yang dipelajari.  jika ingin mengkoleksi filmnya sudah ada CDnya jadi engak perlu kawatir.

Data umum
Jenis : Film
Judul : Culoboyo Juniol
Durasi: 7 menit
Dibuat :23 juli 2010
Jenis : film
Judul : Dora Explower catch the star
Durasi :40 menit
Penyampaian content
Dalam kartun ini kualitas warnanya kurang begitu bagus dan dalam animasinya masih 2D, dan karakter dalam kartun tersebut lebih banyak bicara daripada gerakannya
Dalam kartu ini kualitas gambar dan warnaya bagus secara dibuat oleh perusahaan dalam bidang animasi,
Animasinya lebih simple dan dalam pemberian warna sesuai dengan kartunnya yaitu dibuat cerah dan menarik sehingga menaruk untuk  untuk dilihat
Content
Bercerita tentang dimana suro yang menelepon ke boyo dan mengajaknya bermain tetapi boyo tidak mau main karena  PRnya belum selesai  dikerjakan la dan kata boyo meski tidak ada PRpun dia harus tetap belajar supaya bias pintar sehingga bisa menjadi dokter dan membeli helicopter karena banyak uang, di dalam kartun ini juga menceritakan anak-anak jaman sekarang kurang mengenal lagu Indonesia khususnya Lagu-lagu daerah dan condong menyukai  lagu orang dewasa yang berhubungannya dengan cinta dibandingkan  lagu untuk anak-anak, bilabelajar tidak mengenal waktu meski itu itu pagi,siang,dan malam, ada lagi yaitu sebelum bermain sebaiknya mengerjakan PR terlebih dahulu.

Bercerita tentang Dora yang  mencari bintang miliknya yang ditemukan di jalan dan selanjutnya di terbarbangkan oleh Swiper si pencuri setelah itu di dalam perjalannyannya menemukan 4 bintang dengan kemampuan masing-masing lalu membuka petanya untuk menuju dimana tempat bintang berakhir itu terbang banyak lagi peristiwa yang dialami oleh Dora dalam perjalannya untuk menemukan bintang yang diterbangkan oleh swiper si pencuri
Tujuan / materi yang ingin disampaikan/pelajaran yang bisa diambil
·        Belajar itu membuat kita menjadi pintar dan apapun  cita-cita yang diinginkan tercapai sengan mudah

·        Anak jaman sekarang kurang begitu mengenal lagu-lagu daerah (perlu pengenalan sejak muali dini supaya lagu itu tidak punah dimakan oleh waktu)

·        Anak jaman sekarang lebih populer lagu-lagu dewasa dari pada lagu-lagu anak ( bagaimana mecari solusi supaya lagu itu dapat didengar pada pads umurnya  seperti tahun 90an dimana alagu anak-anak lebih popular daripada lagu dewasa)

·        Bila belajar jangan mengenal waktu jadi belajar itu bisa siang, malam maupun pagi.
·      Memilih kendaraan yang cocok dikendarai, contohnya dilaut harus memilih antara mobil,perahu, dan mobil pengangkut. Yang sesuai di gunakan di air.
·      Dalam perjalanan Dora mengarungi lautan ada kendala dan harus menggunakan bintang yang sesuai, contohnya di laut dengan  awan gelap jadinya harus menggunakan bintang yang memiliki kemampuan cahaya.
·      Mengenal bentuk-bentuk seperti lingkarang, persegi dan persegitiga, contoh pada waktu dikejar oleh naga lalu di jalur kereta ada yang hilang jadinya menggunakan bintang bentuk pertama-tama harus mengurutkan persegi,segitiga,lingkaran sampai pada blok yang hilang yaitu lingkaran jadinya bintang harus membentuk dirinya seperti lingkaran
·      Mengetahui mana yang lebih tinggi,contohnya mana awan yang paling tinggi dari awan-awan yang ada karena di sana tempat bintanng yang hilang berada
Sasaran pembaca/penonton
·      Kartun ini cocok untuk semua umur namun lebih cocok untuk anak usia sekolah pada masa SD pada umur 6-12 tahun karena ada pelajaran yang positif  dapat diambil dari kartun ini, 
 
·      Cocok untuk laki-laki maupun perempuan karena kartun ini terdapat pelajaran yang dapat diambil dan dengannya ada kartun ini anak yang melihatnya bisa menirunya dan lebih baik jika bersama orang tua untuk membimbingnya sehingga dapat  menjelaskan maksud dari kartun itu supaya anak itu mengerti makna dari film itu
·         Kartu ini lebih cocok untuk anak  balita karena tema dan pelajaran atau pengetahuan yang ada di kartun dalam kartun itu yang cocok untuk anak balita.


·         Cocok untuk anak laku-laki maupun perempuan  karena kartun ini untuk belajar
Pengemasan media (kelebihan & kelemahan)
·         Sesuai usia yang dituju yaitu untuk semua umur karena selain di peruntunkan  anak-anak ini kartun ini bisa dilihat oleh orang dewasa karena lucu dan menari cocok dibuat hiburan

·         Kurang jelas apa yang disampaikan karena bahasa memakai bahasa jawa meski ada artinya di bawah  jika ada anak dari luar jawa yang melihatnya dan  belum bisa membaca jadinya anak tersebut kurang memahami maksud dari kartun ini.
·         Media yang dibuat untuk promosi hanya melalui Youtube.
·         Untuk sementara masih ada satu serial
·         Dalam kartun ini membahas tentang apa yang terjadi sekarang di lingkungan kita


·      Sesuai untuk balita karena untuk anak yang lebih besar kemungkinan membosankan karena anak balita masih belum mengerti sedangkan anak yang sudah besar dan mengerti jadinya kurang menarik untuk ditonton

·      Bagus untuk media belajar audio dan visual bagi anak balita

·      Jelas dalam penyampaian apa yang ingin di tuju yaitu untuk belajar.

·      Banyak sekali serialnya djadinya seru

·      Media promosinya kartun ini menggunakan media televise jadinya dapat dikenal
Teori yang relevan
·         Anak pada pada usia 6-12 tahun sudah bisa memusatkan pada akibat-akibat perbuatannya (teori Piaget) , missal di kartun ini seperti jika rajin belajar bisa jadi dokter dan banyak uang lalu bisa beli hellikopter.
·         Pada usia ini juga anak bisa berfikir secara bijaksana. Hal ini ditandai dengan ia berprilaku sesuai dengan aturan moral agar disukai orang dewasa bukan bearti tak (teori Kolhberg), misalnya dalam kartun ini dimana boyo tidak mau diajak bermain oleh suro karena mau mengerjakan PR dulu sebelum bermain, dan jika belajar itu tidak mengenal waktu antara siang, malam, maupun pagi.
·         Pada usia 6-12 tahun sebaiknya dalam perkembangannya membutuhkan bimbingan  orang tua maupun orang lain, supaya mereka benar-benar memiliki perkembangan koknitif yang baik, Misalnya: Anak jaman sekarang lebih menyukai lagu-lagu orang dewasa dan tidak menyukai lagu yang sesuai dengan umurnya
·      Anak usia balita mulai belajar tentang bentuk karena anak usia ini sudah dapat  mengklasifikasikan objek (teori Piaget), contoh: dalam kartun ini belajar memahami bentuk-bentuk Lingkaran, persegi, dan segitiga.

Analisis dari kedua media :
                Pada kedua film kartu yang dibahas diatas memiliki kelebihan dan kekuranganan masing-masing dimana film CULOBOYO JUNIOL ini menurut saya diperuntuhkan untuk usia 6-12 tahun kelebihan dari kartun ini bahwa kejadian sesuai  yang ada disekitar kita dimana dikalangan anak-anak lebih menyukai lagu-lagu orang dewasa daripada lagu anak-anak dan anak-anak sekarang kurang begitu mengenal budaya Indonesia contohnya seperti lagu-lagu daerah, jadi banyak pelajaran yang dapat digali dari kartun ini sehingga cocok untuk anak 6-12 tahun karena usia pada saat ini sudah bisa memusatkan apa akibat-akibat yang dibuatnya dan bisa berfikir dengan bijak ,sedangkan kekurangannya yaitu dalam mempromosikan kartun ini hanya memalui media YOUTUBE jadi kurang begitu terkenal dan hanya dibuat satu seri ini dan seri berikutnya belum dibuat lagi,
                Sedang Kartun Doran menurut saya paling cocok untuk anak usia 2-5 tahun, dari kartun ini mempunyai banyak kelebihan karena dalam kartun ini sudah diseting sedemikian rupa untuk anak balita dalam belajar secara audio dan visual lalu banyak sekali serialnya jadi anak tidak gampang bosan apalagi pada umur ini masuk pada masa pra operasional dimana antara lain anak sudah bisa memahami bentuk-bentu dan belajar kegunaannya seperti yang ada dikartun Dora.

My opinion / conclusion :
                Dari perbandingan kedua film kartun tersebut Saya lebih menyukai kartun Dora The Explorer  karena banyak sekali jenis dan berbagai animasi belajar supaya anak tidak gampang bosan  sehingga saya menyarankan pada orangtua untuk memberi tayanngan ini agar anak balitanya bisa belajar dengan menyenangkan dan tidak terpaksa karena jika belajar dipaksakan anak itu menjadi tidak mengerti karena tertekan., Sedangkan media yang satu lagi, menurut saya bagus film ini untuk disasikan oleh anak-anak usia 6-12 tahun karena terdapat moral-moral yang bagus di dalam kartu ini dan terdapat rasa nasionalisme di dalamnya seperti harus mencintai atau mengenal kebudayaan Indonesia, tetapi hanya ada satu kartun dan itupun hanya bisa di saksikan di Youtube saja  dan dalam bahasanya masih menggunakan bahasa Jawa timuran dan ada terjemahannya juga bagi yang tidak mengerti bahasa jawa


Gambar:

KARTUN CULO DAN BOYO

 





DORA THE EXLOWER
  



Minggu, 01 April 2012

Analisis film Diary of a wimpy kid

          Masa peralihan dari anak-anak ke masa remaja memang adalah saat-saat sulit buat kebanyakan anak. Masa-masa ini pula yang biasanya akan menentukan kehidupan mereka ketika menginjak masa remaja. Seperti juga kebanyakan anak, Greg Heffley  juga mengalami masa-masa sulit ini. Apalagi Greg bukan termasuk anak yang cool di antara teman-temannya.
          Mengkisahkan perjalanan hidup Greg Heffley sewaktu memasuki sekolah pertama (SMP). Di mana Greg Heffley amat ingin menjadi siswa yang populer. Dengan segala upaya Greg Heffley berusaha untuk menjadi siswa yang populer disekolahnya itu, namun makin dia berupaya menjadi populer makin jauh kepopuleran yang didambakannya itu. Setiap upaya untuk menjadi populer justeru menjadi blunder yang membuatnya makin terpuruk dan jauh dari kepopuleran, bersama dengan temannya yang bernama Rowley Jefferson satu sekolahan dengan Greg dimana sifat Rowley mempunyai sifat yang polos apa adanya, bahkan terkesan naïf. Tetapi dirinya tidak takut dan tidak malu menjadi dirinya sendiri. Dengan menjadi dirinya sendiri justeru tanpa disangka-sangka dia menjadi siswa yang populer, dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya dia mengantarkannya ke populeran yang tidak pernah dicarinya, yang tidak pernah diharapkan olehnya.
          Awalnya ketika Greg memasuki sekolah menengah pertama ia bertemu dengan temannya yang bernama bernama Rowley disaat Greg dan Rowley mencari buku tahunan milik kakaknya dan membuka lembar demi lebar dan mememukan halaman berupa foto-foto anak yang dikategorikan faforit disekolahan kakaknya dan membuat Greg terobesi menjadi yang terbaik. Keesokkan harinya di sekolahan terdapat pendaftaran ekskul di sekolahnya yang menurut Rowley bisa membuatnya favorit dikelas. Lalu Greg memilih ekskul gulat dan ternyata ia tidak cocok dengan ekskul tersebut. Disaat berada di kamar Rowley ia membincangkan rencana lain agar menjadi popular dengan cara berpakaian dengan berpakaian kemeja dengan dasi agar teman-temannya sekitar terkesan tapi ternyata Rowley memakai pakaian yang sama dengan Greg sehingga mereka di ejek di kelasnya.
          Disaat berada di kelas ada pengumuman tentang dibukanya posisi partoli keamanan lalu Grey dan Rowley mendaftar menjadi patrol keamanan agar bisa mengatur anak-anak yang nakal di bayangannya dan Grey berpendapat bahwa si Rowley berungtung memiliki teman sepertinya. Ketika musim dingin ketika si Grey mencoba melempar bola football ke Rowley yangh sedang mengendarai sepeda roda lalu bola yang dilempar mengenai roda depan sehingga berehenti mendadak sehingga membuat Rowley terlempar hingga patah tulang di bagian tangan dan perlu di gip.
          Ketika di kelas memasak Rowley yang tangannya di gip  ditanyai oleh teman cewek kenapa tanyannya di gip lalu si Rowley menjawab apa adanya kejadian tersebut mendengar keterangan tersebut temen cewek bila bila Rowley lucu dan  meminta untuk tanda tangan di gipnya dengan terjadinya itu si Rowley menjadi terkenal di mata teman-temannya sehingga Greg menjadi iri terhadap temannya yang menjadi popular.
          Ketika ada salah satu temannya yang sakit dan menjadi ide pembuatan kartun Wacky Dawg untuk Koran sekolah mengalami sakit lalu ada perlombaan untuk membuat kartun tersebut untuk sementara sehingga membuat Greg termotivasi untuk membuat kartun agar ia menjadi popular tetapi ketika ia mau menggambar ia belum punya ide lalu meminta temannya untuk mengerjakan bersama dengannya ketika di sana Rowley membuat kartun Zoo-Wee Mama tetapi kata Greg itu tidak menarik sehingga membuat Rowley tidak senang lalu mengerjakan ide kartunya sendiri, Pada waktu pengumuman siapa yang menang ternyata temannya Rowleylah yang menang dengan konsep kartunya sendiri sehingga membuatnya menjadi popular dan Greg merasa iri.
          Pada suatu saat ketika Greg berkelahi dengan temannya si Rowley tiba-tiba datanglah musuhnya yang mobilnya dirusak pada hari Hallowen itu lalu menangkap mereka dan menyuruh si Rowley untuk memakan keju yang menjadi perbincangan anak-anak sekolah jika memegang keju tersebut akan terkena kutukan keju. Disaat teman-teman pada mengumpul lalu mengetahuhi bahwa si Rowley telah memakan keju tersebut lalu tiba-tiba Greg menutupi kejadian tersebut bahwa ia yang memakan kejunnya ketika teman-temannya mengetahui bahwa lalu mencapnya mengdapatkan kutukan itu teman-temannya pada lari menghindari tetapi sisi baiknya ia berteman kembali dengan Rowley dan pada buku tahunan yang di bagi-bagikan keinginan Greg menjadi terwujud yaitu menjadi siswa popular di kategori sahabat terbaik pada buku tahunan meski tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan itu berkat karena si Greg menjadi diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

ANALISIS MENURUT KAJIAN TEORI
          Teori tahap perkembangan koknitif masuk pada tahap Formal operational dimana pada tahap inianak pada tahap ini sudah mampu melakuka penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak dan menggunakan logika. Penggunaan benda benda kongkrit tidak digunakan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek langsung. Penalaran terjadi dalamstuktur koknitif telah mampu hanya dengan menggunakan symbol-simbol ide-ide,astraksi dan generalisasi.Ia telah memiliki kemampuan untuk melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan di antara hubungan-hubungan, memahami konsep promosi.Ini terjadi pada Greg yang mampu mampu mencari solusi dalam menjadi popular di sekolahannya.
        Papalia (dalam Psikologi Perkembangan), nilai penting popularitas menjadi lebih tinggi pada masa kanak-kanak pertengahan dan akhir. Anak-anak akan berusaha menjadi anak yang populer dan disenangi oleh teman-temannya. Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak lain, dan opini teman sebayanya sangat memengaruhi harga dirinya. Pada film ini Greg menjadi  popularitas menjadi sangat penting di dalam kehidupannya. Greg selalu mencari cara agar dirinya menjadi salah satu siswa yang populer di sekolahnya. Salah satunya yaitu dengan mengikuti ekstrakulikuler yang ada disekolahannya dan persahabatan pada masa anak-anak pertengahan dan akhir itu penting. Bersama teman mereka, anak belajar berkomunikasi dan bekerja sama. Mereka dapat saling membantu melewati transisi yang menekan, seperti memulai sekolah baru. Seperti yang dilakukan oleh Greg dan temannya Rowley yang saling menolong bersama-sama itu terjadi pada peristiwa ketika mereka mendapat tekanan dari siswa lain yang tingkatannya lebih tinggi, ketika tidak mendapatkan kursi di kantin sekolah, dan ketika lari dari permainan gladiator. 
          Hubungan saudara kandung juga terlihat dalam film ini. Hubungan antara Greg dan kakaknya bisa dibilang tidaklah akur. Kakak Greg selalu berbuat usil terhadap Greg. Apabila kakak Greg mendapatkan hukuman dari orang tuanya, kakak Greg selalu akan melampiaskan kemarahannya kepada Greg. Karena hubungan dengan sang kakak tidaklah akur, hal ini mempengaruhi hubungan Greg dengan adiknya. Greg kadang merasa jengkel dengan sang adik, karena sang adik lebih diperhatikan oleh orang tuanya dibandingkan dirinya. Greg juga harus selalu mengalah terhadap adiknya. Anak bungsu lebih diperhatikan dan dimanja daripada kakak-kakaknya. Sebagai anak sulung atau anak pertama, juga mempunyai tanggung jawab terhadap adik-adiknya. Tapi kadangkalanya, kepercayaan dari orang tua akan disalahgunakan oleh sang kakak. Sang kakak akan merasa lebih berkuasa terhadap adik-adiknya. Sehingga melakukan sesuatu hal terhadap adiknya dengan semaunya sendiri. Jadi, Saudara kandung juga akan sangat berpengaruh terhadap periku dan pikiran pada masa anak-anak akhir.
      Pertengkaran yang tidak disengaja dapat membantu anak untuk belajar menyelesaikan konflik. Itu terjadi pada film ini dimana Greg dan Rowley juga sempat bertengkar karena kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka. Namun, akhirnya dengan adanya konflik tersebut, mereka menjadi memahami dan menyadari akan kesalahan masing-masing. Dan akhirnya, Greg bisa keluar dari konflik yang dialaminya. Hal ini membuktikan, bahwa pertengkaran dapat membantu anak untuk belajar menyelesaikan konflik.
           Pertama kali masuk pada sekolah tersebut, Greg termasuk ke dalam neglected children. Yakni dia biasa-biasa saja, ada temannya yang mana belum mengetahui keberadaanya. Greg juga pernah termasuk ke dalam rejected children, yaitu jarang dinominasikan menjadi teman dan tidak disukai. Hal ini terjadi karena terdapat kesalahpahaman diantara mereka. Dan pada akirnya, setelah menghadapi serangkaian permasalahan itu lah Greg berhasil menjadi diri sendiri dan kembali berteman dengan sahabatnya. Lalu di film ini terjadi Bullying dimana disaat saja ejekan atau teriakan yang dilakukan oleh kakak Greg dan teman perempuannya kepada Greg.
          Dapat saya simpulkan bahwa penjelasan kepada saya mengenai gambaran-gambaran nyata dalam kehidupan di masa kanak-kanak yang sesungguhnya, tidak hanya berdasarkan teori-teori yang saya pelajarai saat ini
         



Sabtu, 25 Februari 2012

Review film Nagabonar Jadi 2

            Film ini lanjutan dari film Nagabonar  Ialah seorang pencopet yang diangkat menjadi jendral dalam perang kemerdekaan. Setelah kemerdekaan Nagabonar seorang diri berhasil membesarkan anaknya ynag bernama Bonaga buah hasil perkawinannya dengan Kirana (almarhum) yangkini sukses menjadi pengusaha di Jakarta. Bonaga bersama ketiga temannya yang bernama Pomo, Ronnie, dan Jaki mengelola bisnis yang startegis di Jakarta selepas menelesaikan pendidikan sastra dua-nya  dengan Monita yang menjadi penasehat dalam perusahaannya.
            Nagabonar ialah seorang yang idealismenya yang sama ketika masih berjuang dalam perang kemerdekaan .Pola pikirnya dan sudut pandangnya tidak lekang dimakan oleh waktu sedangkan anaknya si Bonaga sebaliknya  ia mengikuti perkembangan jaman . Apalagi, setelah menyelesaikan sastra dua-nya di lua negeri, Bonaga menetap dan membangun bisnisnya di kota metropolis Jakarta.
            Konflik di dalam film ini dimana Bonaga ingin berkerja sama untuk membangun resor di tanah kelapa sawit milik ayahnya . Tentu saja membuat Nagaonar sengat marah karena di perkebunan kelapa yang dibangun dengan jirih payahnya dan keringat itu ditambah lagi disana ada uburan orang-orang yang paling disayangi olehnya, Emak,Kirana, dan sahabat terbaiknya yaitu si bujang.Apalagi ketika nagabonar tahu bahwa klien dari anaknya orang Jepang yang merupakan musuh dalam perang perjuangan kemerdekaan dulu .Perbedaan cara pandang dan cara penyampaian menyebabkan terjadinya kesenjangan antargenerasi tersebut.
            Pada saat kesal Nagabonar pergi keluar kantor tempat anaknya bekerja lalu pergi dengan mengunakan bajai di dalam bajai itu ia berputar kemana-mana karena tidak tahu mana-mana daerah Jakarta sehingga membuat pusing penyupir bajai tersebut sampai malam karena supir bajai tersebut menyerah ia menuju pangkalan bajai,Di sana Nagabonar yang ketiduran di bajai jadi terbangun lalu ia keluar dari bajai pada saat itu ia ditanya oleh supir bajai lain mau kemana lalu Nagabonar menujukan alamat yang ditulis di sebuah kertas lalu supir bajai itu memberikan ke supir bajai yang lain karena tujuannya sama dengan supir bajai tersebut lalu supir bajai itu mengantar ke tujuannya , setelah sampai tujuan  Nagabonar menanyakan siapa nama supir bajai itu dan supir itu menjawab namannya Umar lalu setelah itu Nagabonar memintanya besok kesini lagi untuk mengatarnya keliling ke tempat-tempat bersejarah di kota Jakarta.
            Besoknya bersama Umar mengunjungi patung-patung perjuangan dan makam-makam pahlawan di kota Jakarta. Hatinya hancur ketika melihat bahwa sekarang ini generasi muda tidak menghargai perjuangan yang dilakukan para pejuang dahulu ketika berjuang merebut kemerdekaan dari para penjajah. Bahkan seekor anak anjing pun bisa melangkah dengan santainya melewati makam pahlawan. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di benak Nagabonar menghadapi perubahan jaman yang tidak pernah ia sadari . Apakah ia salahnya bila masih hidup di jaman yang sudah berubah ini? Air mata pun ikut mengalir takala ia melihan patung Jendral besar Sudirman yang dibuat dalam posisi memberi hormat menghadap jalan raya .Hatinya pun berdegup kencang ketika berdiri di depan patung Soekarno – Hatta.Memori dulu seakan berputar seperti sebuah film di dalam benaknya , mengingat masa-masa perjuangan kemerdekaan yang dialami bangsa Indonesia.
Karakteristik Nagabonar.
            Dula disaat masih jaman penjajahan ia mempunyai badan yang bagus dan kuat. Sekarang ia sudah rentan dan tua jalannya juga tidak segagah dulu,ketika masih berjuang dalam perebutan kemerdekaan melawan penjajah.Rambutnya sudah mulai memutih dan menyusut dan matanya tidak seawas dulu. Tapi ada jugabeberapa hal yang tidak berubah dari Nagabonar. Kegemarannya dalam bermain sepak bola tak pernah berubag. “Apa kata dunia kalau Nagabonar tidak main bola?” selain itu slogan “Apa kata dunia?” juga masih tetap tak lekang dari sosok Nagabonar.Logat bahasa bahasa Sumatra Utara pun masih tetap terasa dari tutur katannya . Rasa cinta terhadap emak dan Kirana tetap tidak berubah sampai – sampai tak muat menampung rasa cinta itu. Persaudaraan dengan saudara beda tanah, Bujang, juga tak lekang.Bahkan ketika bujang sudah meninggal pada saat perang dulu pun Nagabonar tetap mencintai saudara perjuangannya itu, makammnya pun dibuat disamping Emak dan Kirana.
            Setiap hari, Nagabonar mengunjungi ketiga orang penting dalam hidupnya itu. Mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh sambil bercerita tentangkehidupannya. Merupakan hal berat untuk meninggalkan tempat bersejarah baginya meski meninggalnya beberapa hari.

A.Perkembangan fisik Nagabonar dalam film Nagabonar jadi 2
       Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan mencatat rentetan perubahan perubahan dalam penurunan fisik yang terkait dengan penuaan, dengan penekanan pentingnya perkembangan perkembangan baru dalam penelitian proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan menurun dan hilangnya fungsi tubuh. Itu terlihat dari keadaan fisik Nagabonar yang dulu ketika masih jaman penjajahan ia mempunyai badan yang bagus dan kuat. Sekarang ia sudah rentan dan tua jalannya juga tidak segagah dulu,ketika masih berjuang dalam perebutan kemerdekaan melawan penjajah.Rambutnya sudah mulai memutih dan menyusut dan matanya tidak seawas dulu dan ketika waktu upacara kemerdekaan Nagabonar hampir pingsan tapi ia meminta anak-anak sekitarnya untuk menahan agar ia dapat berdiri dan menyelesaikan upacara pengibaran bendera.
            Dari peristiwa yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa Nagabonar yang dulunya gagah tetapi ketika usianya sudah tua maka kondisi fisiknya juga menurun.

B.Perkembangan koknitif Nagabonar dalam film Nagabonar jadi 2
       Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi tentang perkembangan rentang hidup manusia adalah kemampuan koknitif orang dewasa, seperti memori, kreativitas, intelegensi, dan kemampuan belajar, paralelel dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.Itu terlihat dari ia sangat lancer menceritakan masa-masa dulu ketika waktu pada jaman penjajahan kepada anak Umar sedangkan ketika Nagabonar ke Jakarta dan ia menyebutkan dengan asal bahwa di baliho itu adalah menteri-menteri tapi ternyata bukan contoh”Foto di baliho bergambar Aderai tapi nagabonar menyebutkan bahwa yang ada di baliho tersebut ialah menteri olahraga” selain itu ketika ia marah sama anaknya si Bonaga ia keluar kantor anaknya dan berpergian menggunakan bajai untuk menuju pulang ia malah tersesat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perkembangan koknitif ketika jaman dulu yang sangat mempengaruhi dalam kehidupannya pada waktu masih muda daya ingat jangka panjang cukup bagus tetapi daya ingat jangka pendek kurang bagus itu terlihat dari pengetahuannya tentang menteri Indonesia saat ini dan tersesat pada saat perjalannan pulang.

C. Perkembangan Psikososial Nagabonar dalam film Nagabonar jadi 2
       Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Itu terlihat Nagabonar selalu ke makam emak Nagabonar, Kirana istrinya, dan Bujang teman baiknya yang dianggap sebagai saudarannya sendiri ia kesana karena merasa kesepian di dalam hidupnya tidak ada yang menemani kehidupan yang ia jalani sedangkan anaknya berada sangat jauh yaitu di Jakarta jadi supaya dirinya tidak merasa kesepian jadinya ia selalu ke makam dan berbincang-bincang sama  mereka karena dengan begitu ia merasa ditemani. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tua seseorang secara perlahan-lahan akan melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena keterbatasannya


           

Kamis, 23 Februari 2012

Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Akhir

Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi tentang perkembangan rentang hidup manusia adalah kemampuan kognitif orang dewasa, seperti memori, kreativitas, intelegensi, dan kemampuan belajar, paralelel dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir, namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney (1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang abstrak atau sederhana.
Ada 3 komponen penting yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif individu berusia lanjut, antara lain sebagai berikut :

Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Akhir

1.   Pendidikan
Fasilitas pendidikan, semakin tahun memang semakin meningkat, sehingga generasi sekarang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi sebelumnya. Pengalaman-pengalaman di dunia pendidikan, ternyata berkorelasi positif dengan hasil skor pad tes-tes inteligensi dan tugas-tugas pengolahan informasi (ingatan) (Verhaegen, Marcoen & Goossens, 1993). Dinegara-negara maju, beberapa lansia masih berusaha untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Alasan-alasan yang dikemukakan antara lain:
  • Ingin memahami sifat dasar penuaan yang dialaminya
  • Ingin mempelajari perubahan social dan teknologi yang dirasakan mempengaruhi kehidupannya.
  • Ingin menemukan pengetahuan yang relevan dan mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang relevan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan masyarakat dan tuntutan pekerjaan, agar tetap dapat berkarier secara optimal dan mampu bersaing dengan generasi sesudahnya.
  • Ingin mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat, serta sebagai bekal untuk mengadakan penyesuaian diri dengan lebih baik pada masa pensiunnya.
3.   Pekerjaan
Searah dengan kemajuan teknologi biasanya orang-orang dewasa lanjut, sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, cenderung bekerja dengan jenis pekerjaan yang belum mengarah ke orientasi kognitif, seperti generasi sesudahnya. Hal ini mengakibatkan banyak tenaga dewasa lanjut yang harus  tersingkir dari dunia kerja karena tidak mampu lagi bersaing dengan generasi yang berikutnya.
2.   Kesehatan
Dari hasil penelitian kondisi kesehatan berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual individu (Hultsch, Hammer & Small, 1993). Seperti satu hasil penelitian yang menemukan bahwa hipertensi ternyata berkorelasi dengan berkurangnya performance pada tes WAIS pada individu berusia di atas 60 tahun (Wilkie & Eisdorfer, 1971). Semakin tua, semakin banyak masalah kesehatan yang dihadapi (Siegler & Costa, 1985). Jadi beberapa penurunan kemampuan intelektual yang ditemukan pada orang-orang dewasa lanjut sangat mungkin disebabkan oleh factor-faktor yang terkait dengan kesehatan daripada factor usia semata.
Gaya hidup individu juga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisiknya. Pada satu penelitian ditemukan bahwa ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan  kecakapan kognitif pada Subjek  pria dan wanita berusia 55-91 tahun (Clarkson, Smith & Hartley, 1989). Orang-orang yang giat berolahraga memiliki kemampuan penalaran, ingatan dan waktu reaksi lebih baik daripada mereka yang kurang/tidak pernah berolah raga.
Penelitian berikutnya (Park, 1992; Stones & Kozman, 1989) menyetujui bahwa olah raga merupakan factor penting untuk meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada orang dewasa lanjut. Yang harus diperhatikan dalam aktivitas berolah raga pada dewasa lanjut ini adalah pemilihan jenis olah raga yang akan dijalani, harus disesuaikan dengan usia Subjek, dalam arti kondisi fisik individu.

Perkembangan Fisik Masa Dewasa Akhir

Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa penurunan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya. Kita akan mencatat rentetan perubahan perubahan dalam penurunan fisik yang terkait dengan penuaan, dengan penekanan pentingnya perkembangan perkembangan baru dalam penelitian proses penuaan yang mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan menurun dan hilangnya fungsi tubuh kadangkala dapat diperbaiki.
Dalam buku Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan Kemampuan Anak oleh Reni Hawadi Akbar pada tahun 2001, berikut adalah beberapa penurunan dan hilangnya fungsi tubuh dalam hal fisiologis masa perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut:
Otak dan sistem syaraf
Saat kita tua kita kehilangan sejumlah neuron, unit unit sel dasar dari sistem syaraf. Beberapa peneliti memperkirakan kehilangan itu mungkin sampai 50% selama tahun tahun dewasa. Walaupun penelitian lain percaya bahwa kehilangan itu lebih sedikit dan bahwa penyelidikan yang tepat terhadap penyelidikan hilangnya neuron belum dibuat di dalam otak.
Barangkali penyelidikan yang lebih masuk akal adalah bahwa 5 sampai 10 persen dari neuron kita akan berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neuron akan lebih cepat.
Aspek yang signifikan dari proses penuaan mungkin adalah bahwa neuron neuron itu tidak mengganti dirinya sendiri. Meskipun demikian otak dapat cepat sembuh dan memperbaiki kemampuannya, hanya kehilangan sebagian kecil dari kemampuannya untuk bisa berfungsi di masa dewasa akhir.
Perkembangan Sensori
Perubahan sensori fisik masa dewasa akhir melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasa, pembau, dan indera peraba. Pada masa dewasa akhir penurunan indera penglihatan bisa mulai dirasakan dan terjadi mulai awal masa dewasa tengah. Adaptasi terhadap gelap lebih menjadi lambat, yang berarti bahwa orang rang lanjut usia membutuhkan waktu lama untuk memulihkan kembali penglihatan mereka ketika keluar dari ruangan yang terang menuju ke tempat yang agak gelap.
Penurunan penglihatn ini biasanya dapat dirunut dari pengurangan kualitas dan intensitas cahaya yang mencapai retina. Di puncak usia tua, perubahan ini mungkin disertai oleh perubahan perubahan kemunduran dalam retina, menyebabkan beberapa kesulitan dalam penglihatan.
Meskipun pendengaran dapat mulai pada masa dewasa tengah, hal itu biasanya tidak banyak membawa kesulitan sampai masa dewasa akhir. Pada saat itu banyak sekali alat bantu pendengaran yang bisa dipakai untuk bantuan pendengaran. Tuli, biasanya disebabkan oleh kemunduran selaput telinga, syaraf penerima penerima suara didalam telinga.
Selain berukurangnya penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan dalam kepekaan rasa dan bau. Kepekaan terhadap rasa pahit dan masam bertahan lebih lama dibandingkan dengan rasa manis dan asin.
Sistem peredaran darah
Tidak lama berselang terjadi penurunan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dengan seiringnya pertambahan usia sekalipun pada orang dewasa yang sehat. Bagaimanapun, kita mengetahui bahwa ketika sakit jantung tidak muncul, jumlah darah yang dipompa sama tanpa mempertimbangakan usia pada masa dewasa. Kenyataannya para ahli penuaan berpendapat bahwa jantung yang sehat dapat menjadi lebih kuat selama kita menua dengan kapasitas meningkat bukan menurun.
Sistem pernafasan
Kapasitas akan menurun pada usia 20 hingga 80 tahun sekalipun tanpa penyakit. Paru paru kehilangan elatisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah. Meskipun begitu berita baiknya adalah bahwa orang dewasa lanjut dapat memperbaiki fungsi paru paru dengan latihan latihan memperkuat diafragma.
Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan penurunan dalam hal seksualitas manusia, lebih banyak pada laki laki dari pada perempua. Orgasme menjadi lebih jarang pada laki laki, terjadi dalam setiap 2 sampai 3 kali hubungan seksual bukan setiap kali. Rangsangan yang lebih langsung biasanya dibutuhkan untuk ereksi. Sekalipun hubungan seksual terganggu oleh kelemahan, relasi lainnya harus dipertahankan, diantara kedekatan sensualitas, dan nilai sebagai seorang laki laki maupun wanita.

Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir

Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir. Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
1.   Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2.   Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
3.   Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.
Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana orang-orang yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua atau orang usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah baru dalam kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah membatasi kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya.
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri dari keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah, orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2) penyakit dan menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya cenderung menjauh darinya; dan (4) pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.

Selasa, 21 Februari 2012

Pendidikan Seks untuk Anak

Mengapa Perlu Pendidikan Seks?

Anak-anak dan remaja rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks. Jika tidak mendapatkan pendidikan seks yang sepatutnya, mereka akan termakan mitos-mitos tentang seks yang tidak benar. Informasi tentang seks sebaiknya didapatkan langsung dari orang tua yang memiliki perhatian khusus terhadap anak-anak mereka.
Hasil survey Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah. Angka yang memprihatinkan di negeri yang cukup menjunjung tinggi nilai moral sehubungan seks. Mengapa mereka bisa melakukan hubungan seks pranikah? Penyebabnya karena kurangnya pendidikan seks kepada anak dan remaja. Kapan pendidikan seks bisa mulai dilakukan?

Kapan Pendidikan Seks Dimulai?

Kapan pendidikan seks bisa mulai diberikan kepada anak? Beberapa orang tua sering menjawab pertanyaan seks dengan jawaban singkat: "Tunggu kamu besar!". Sebenarnya waktu terbaik memberikan pendidikan seks adalah sejak dini! Pendidikan seks dimulai bahkan sejak anak masih balita.
Jika Anda menunda memberikan pendidikan seks pada saat anak Anda mulai memasuki usia remaja, maka itu sudah terlambat. Karena di zaman di mana informasi mudah didapat dari Internet dan teman sebaya, maka saat anak usia remaja mereka telah mengetahui lebih banyak tentang seks dan kemungkinan besar dari sudut pandang yang salah.

Bagaimana Pendidikan Seks Diberikan?

Bagaimana cara terbaik memberikan pendidikan seks kepada anak-anak Anda? Berikut ini beberapa tahapan umur dan cara memberikan pendidikan seks sesuai dengan tingkat usia anak Anda.
  • Balita (1-5 tahun)

    Pada usia ini, Anda bisa mulai menanamkan pendidikan seks. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mulai memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya pendek.

    Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa memberitahu berbagai organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupa penis dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis.

    Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orang tua, maka si kecil harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak-anak Anda bisa dilindungi terhadap maraknya kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual terhadap anak.
  • Usia 3-10 tahun

    Pada usia ini, anak biasanya mulai aktif bertanya tentang seks. Misalnya anak akan bertanya dari mana ia berasal. Atau pertanyaan yang umum seperti bagaimana asal-usul bayi. Jawaban-jawaban yang sederhana dan terus terang biasanya efektif.

    Contoh #1: "Bayi berasal dari mana?" Anda bisa menjawab dari perut ibu. Atau Anda bisa tunjukkan seorang ibu yang sedang hamil dan menunjukkan lokasi bayi di perut ibu tersebut.

    Contoh #2: "Bagaimana bayi keluar dari perut Ibu?" Anda bisa menjawab bayi keluar dari lubang vagina atau vulva supaya bisa keluar dari perut ibu.

    Contoh #3: "Mengapa bayi bisa ada di perut?" Anda bisa menjawab bahwa bayi di perut ibu karena ada benih yang diberikan oleh ayah kepada ibu. Caranya adalah ayah memasukkan benih tersebut menggunakan penis dan melalui vagina dari ibu. Itu yang dinamakan hubungan seks, dan itu hanya boleh dilakukan oleh pria dan wanita yang telah menikah.
  • Usia Menjelang Remaja

    Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Anda bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.
  • Usia Remaja

    Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya. Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara emosi.
Menurut penelitian, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.
Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks, maka anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan jika informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak Anda sejak dini dengan membekali mereka pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.

Menerapkan Disiplin Pada Anak

“Disiplin harus dimulai dari kecil!” Kata-kata itu mungkin sering Anda dengar dalam membesarkan seorang anak. Disipilin sangat penting dalam kehidupan ini, terutama anak-anak, agar mereka tumbuh menjadi orang sukses. Namun para orangtua tidak menyadari cara mereka dalam mendisiplinkan anak-anak ternyata tidak tepat.
      Dalam membuat peraturan seringkali para orangtua menerapkan hukuman yang terlalu keras atau malah ada peraturan yang dibuat dengan tujuan mendisiplinkan namun tidak bersungguh-sungguh dalam pelaksanaannya. Satu hal yang harus Anda ingat, tujuan dari disiplin bukanlah hukuman, tetapi memberikan pelajaran kepada anak untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan dan bagaimana akibat perlakuannya itu terhadap orang lain.
      Anda mungkin pernah membentak atau menaikkan volume suara saat si kecil melanggar peraturan yang dibuat. Sebuah penelitian Sosiolog dari University of New Hampshire, Murray Straus, mengungkapkan bentakan dan ancaman dapat mempengaruhi mental anak hingga memicu tingkah laku agresif pada anak. Tindakan membentak dan mengancam itu akan membawa efek psikologis jangka panjang sang anak, dan biasanya baru terlihat setelah mereka beranjak dewasa.
      Straus menyebutkan anak-anak yang tumbuh dengan didikan pendisiplinan yang penuh dengan bentakan, ancaman dan hukuman yang berat dapat mengakibatkan kurang percaya diri atau menjadi seorang pemberontak. Hal yang ditakutkan lainnya, yaitu sang anak akan melakukan hal yang sama terhadap anak mereka kelak. Dalam menerapkan displin pada si kecil tidak harus diawali dengan kekerasan, bentakan ataupun amarah, dan berikut masukan bagi Anda untuk mendisiplinkan si kecil :
  1. Tulislah peraturan Anda berserta konsekuensinya di atas selembar kertas dan tempelkan di lemari es atau tempat mana pun yang strategis dan memungkin bagi anak Anda melihatnya.
  2. Pastikan bahwa anak Anda mengerti peraturan dan konsekuensi yang Anda buat. Menjelaskan peraturan itu dengan spesifik, misalnya dengan mengucapkan “Pegang tangan mama kalau menyebrang jalan.” Atau “Kalau sudah jam 8 malam tidur ya, nanti kalua tidak tidur, besok bangun kesiangan, loh.”
  3. Ajaklah anak Anda membaca kembali peraturan ketika ia melanggar peraturan yang telah Anda buat. Jangan lupa ingatkan konsekuensi yang ia terima jika melanggar peraturan tersebut.
  4. Tawarkan pilihan-pilihan pada anak Anda, karena bagaimanapun anak Anda membutuhkan kemerdekaan dan tidak menyukai hal-hal yang mengekangnya. Hal ini akan menumbuhkan kekuatan dan kontrol dari sang anak dan menghindari dari seorang anak yang pemberontak.
  5. Jangan sampai anak Anda berpikir ia telah melanggar peraturan dan harus menerima konsekuensinya karena Anda, atau volume suara Anda yang tidak sadar meninggi, ketika melihatnya melanggar peraturan. Buatlah si kecil tersadar ia berhak mendapat konsekuensi karena ia telah melanggar peraturan.
  6. Ingatlah untuk menahan emosi Anda saat sang anak melakukan pelanggaran. Jangan sampai Anda berteriak, menarik, membentak atau mengancam. Anak-anak lebih menerima kepada perintah “kerjakan” atau “lakukan” dibandingkan “Jangan lakukan atau jangan kerjakan”. Lebih baik katakan apa yang seharusnya dilakukan sang anak, seperti “Bicara pelan-pelan,” daripada melarangnya untuk berbicara.
  7. Terakhir, Anda harus benar-benar konsisten terhadap peraturan yang Anda buat. Jika si kecil harus tidur jam 8 malam, maka setiap malamnya ia harus tidur jam 8 malam.

Pola Asuh dan Pola Kepemimpinan Orang Tua Menentukan Prestasi Anak

Seorang anak tentunya tidak langsung dapat mengenal alam sekitar mengerti dan memahami segalanya dengan sendirinya, melainkan dibutuhkan pendidikan keluarga, pendidikan kelembagaan dan pendidikan di masyarakat. Keluarga sebagai komunitas pertama memiliki peran penting dalam pembangunan mental dan karakteristik sang anak. Di dalam keluarga, anak belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Interaksi yang terjadi bersifat dekat dan intim, segala sesuatu yang diperbuat anak mempengaruhi keluarganya, dan sebaliknya apa yang didapati anak dari keluarganya akan mempengaruhi perkembangan jiwa, tingkah laku, cara pandang dan emosinya. Dengan demikian pola asuh yang diterapkan orang tua dalam keluarganya memegang peranan penting bagi proses interaksi anak di lingkungan masyarakat kelak.

“Kehidupan keluarga yang senantiasa dibingkai dengan lembutnya cinta kasih dan nuansa yang islami, dari sana akan hadirlah individi-individu dengan tumbuh kembang yang wajar sebagaimana diharapkan. Sebaliknya keluarga yang dinding kehidupannya dipahat dengan sentakan-sentakan, broken home, broken heart, perlakuan sadis dan kekejaman tercerai berainya benang-benang kasih sayang dan jalinan cinta, maka keluarga beginilah yang bakal alias cikal bakal menjadi suplayer limbah-limbah kehidupan sosial dan sampah-sampah masyarakat yang menyedihkan.[1]

Tidak dapat dipungkiri, jika dasar pendidikan yang menjadi landasan dan tongkat estafet pendidikan anak selanjutnya adalah pendidikan keluarga. Apabila pondasi pendidikan dibangun dengan kuat maka pembangunan pendidikan selanjutnya akan mudah dan berhasil dengan baik, sebaliknya jika pondasi pendidikan lemah dan berantakan, sulit kiranya membangun pendidikan selanjutnya.

Gilbert Highest dalam Jalaludin mengatakan bahwa: kebiasaan yang dimiliki anak-anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan tidur kembali, anak-anak  menerima pengaruh dan pendidikan  dari lingkungan keluarga (Gilbert Highest, 1961: 78).[2]

Dari apa yang diungkapkan Gilbert, kita dapat mengetahui memang pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dari keluarga, bagaimana orang tua berprilaku akan selalu menjadi perhatian anak, dan akan ditanamkan di benaknya. Anak lahir berdasarkan fitrahnya. Jika pendidikan yang baik diterapkan orang tuanya maka banyak hal baik yang dapat ditiru anak tersebut dalam prilakunya. Lain halnya dengan anak yang dididik dengan cemoohan dan ejekan dari setiap kegagalan yang ia dapati, maka anak tersebut akan selalu hidup dalam ketakutan dan kegelisahan disebabkan hasil perbuatannya yang tidak memuaskan orang tuanya.

Dalam keluarga, seorang anak akan mendapati hal-hal yang tidak didapati di lingkungan formal maupun lingkungan masyarakat, seperti perhatian yang penuh, kasih sayang, belaian hangat kedua orang tua dan banyak hal lain lagi. Berbeda dengan lingkungan sekolah dan masyarakat, keluarga menjadi motor penggerak keberhasilan anak dalam mencapai inspirasi peergaulannya dengan teman-temannya serta lingkungan masyarakat sekitar. Orang tua yang menanamkan rasa kasih sayang dalam keluarga akan menimbulkan keharmonisan dalam interaksi dengan sang anak. Segala permasalahan yang dijumpai anak akan mudah diketahui melalui pendekatan secara personal.

Seorang anak akan merasa termotivasi jika hasil jerih payah dan prestasinya dihargai orang tua, sehingga keharmonisan hubungan keduanya memiliki peranan penting dalam perkembangan anak tersebut dalam peningkatan prestasi belajar. Akan tetapi terkadang kita jumpai orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anak dapat memenuhi keinginan orang tuanya itu. Hal ini akan menimbulkan rasa keterpaksaan pada diri anak baik dalam bidang prestasi, tugas maupun kewajibannya. Rasa keterpaksaan itu akan mengakibatkan timbulnya rasa malas dan mematikan rasa kesadaran diri dalam berbuat. Banyak kita dapati seorang anak takut gagal dalam berprestasi, sebab dampak yang akan didapati dari kegagalannya berupa hukuman maupun siksaan dari orang tuannya. Bagi sebagian anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orang tuannya, berprestasi adalah sesuatu hal yang tidak penting baginya sebab segala tindakan yang ia lakukan tidak pernah dihiraukan oleh orang tuanya, sehingga berprestasi ataupun tidak merupakan suatu hal yang lumrah dan biasa saja.

Syamsu Yusuf mengatakan: “Keluarga yang fungsional ditandai oleh karakteristik:  (a) saling memperhatikan dan menyintai (b) bersikap terbuka (c) orang tua mau mendengarkan anak, menerima perasaannya dan menghargai pendapatnya (d) ada “sharing” masalah atau pendapat diantara anggota keluarga  (e) mampu berjuang mengatasi hidupnya (f) saling menyesuaikan diri dan mengakomodasi (g) orang tua melindungi/mengayomi anak (h) komunikasi antara anggota keluarga berlangsung dengan baik (i) keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anak dan mewariskan nilai-nilai budaya (j) mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.[3]

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dalam keluarga terjadi proses interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Proses pengasuhan tersebut seperti mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kematangan sesuai yang diharapkan. Penggunaan pola asuh tertentu memberikan dampak dalam mewarnai setiap perkembangan terhadap bentuk-bentuk prilaku tertentu pada anak, seperti prilaku agresif yang sering terjadi.

Keharmonisan dan rasa demokrasi tidak selalu seperti yang kita harapkan, hingga saat sekarang ini masih banyak orang tua yang menerapkan kekerasan dalam mendidik anaknya. Mereka beranggapan pendidikan yang keras akan dapat mewujudkan keinginan dan harapannya, seperti prestasi, budi pekerti dan lain-lain. Namun sebaliknya kenyataan yang kita jumpai justru bertolak belakang dengan harapan-harapan yang diinginkan. Anak yang dididik keras akan timbul rasa tertekan dan takut, ada juga anak yang diberi kebebasan sehingga anak tersebut malas dan enggan untuk mencapai prestasi yang lebih baik, sebab tidak adanya perhatian dan tanggapan dari orang tuannya atas apa yang yang diraihnya.

Pola Asuh
Pola asuh berasal dari kata pola dan asuh. Dalam kamus besar bahasa Indonesia  kata pola mempunyai arti gambar yang dipakai untuk contoh batik; corak batik atau tenun; ragi atau suri; potongan kertas yang dipakai model; sistem; cara kerja; – permainan – pemerintahan, bentuk struktur yang tetap- kalimat; dalam puisi, adalah sajak yang dinyatakan dengan bunyi gerak kata atau arti. Sedangkan Asuh berarti menjaga  merawat dan mendidik anak kecil; membimbing membantu dan melatih, dsb; memimpin mengepalai, menyelenggarakan suatu badan atau kelembagaan.[4]

Kegiatan pengasuhan banyak diartikan sebagai usaha dalam mendidik anak. Orang tua sebagai pendidik memilih pola asuh yang sesuai dalam mempengaruhi perkembangan anak, serta membimbingnya kepada kehidupan yang layak dan bermartabat. Proses pengasuhan selalu bersifat dinamis dalam mencari bentuk atau pola asuh yang lebih efektif dan baik. Banyak para ahli mengemukakan definisi dan bentuk-bentuk pola asuh yang tepat. Laurrence Steinburg mendefinisikan; Pengasuhan yang baik adalah pengasuhan yang sesuai dengan kondisi psikologis dengan unsur-unsur seperti kejujuran, empati, mengendalikan diri sendiri, kebaikan hati, kerja sama, pengendalian diri, dan kebahagiaan. Pengasuhan yang baik adalah pengasuhan yang membantu anak berhasil di sekolah, mendukung  perkembangan keingintahuan intelektual, motivasi belajar, dan keinginan untuk mencapai sesuatu. Pengasuhan yang baik adalah yang menjauhkan anak dari prilaku anti sosial, melakukan pelanggaran hukum ringan, serta pemakaian narkoba dan alkohol. Pengasuhan yang baik adalah pengasuhan yang membantu melindungi anak dari berkembangnya keresahan, depresi, gangguan makan dan berbagai masalah psikologi lain.[5]

Secara umum dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengasuhan adalah kegiatan dalam rangka mendidik, membimbing, mengarahkan anak, baik secara fisik maupun mental, keyakinan hidup dan moral. Dalam hal ini ayah dan ibu memiliki peran sebagai seorang pendidik dalam lingkungan keluarga dalam upaya mengarahkan anak dalam prilaku dan norma-norma yang baik.

Tingkah laku orang tua selalu menjadi tolak ukur anak dalam proses pendidikan dalam keluarga. Anak akan meniru orang tua dalam bersikap dan berprilaku baik hal tersbut disadari ataupun tidak. Semenjak dilahirkan ke dunia, anak akan meniru prilaku orang tua dan tak ada yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah hal tersebut. Kecenderungan seorang anak menirukan segala sesuatu yang muncul dari prilaku orang tua disebabkan karena mereka memiliki keinginan yang kuat untuk tumbuh berkembang menjadi seperti ibu dan ayahnya. Tidak jarang kita jumpai orang tua  yang melarang anaknya bertindak agresif, namun tidak disadari orang tua tersebut melakukannya sehingga tidak menutup kemungkinan anak itu melakukan tindakan yang sama pada teman atau pun keluarga yang lain.

Tugas mendidik dan mengasuh anak tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dalam keluarga, seperti pendidikan ketrampilan, pengetahuan, wawasan dan pengalaman. Oleh sebab itu keluarga membutuhkan lembaga pendidikan lain yaitu pendidikan sekolah. Dengan demikian pendidikan di sekolah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan keluarga. Pendidikan di sekolah juga merupakan penghubung antara kehidupan anak dalam keluarga dan kehidupan di masyarakat.

Akan tetapi masuknya anak ke pendidikan sekolah tidak berarti orang tua telah selesai dalam pengasuhan, justru sekolah menjadi mitra bagi orang tua dalam menyikapi permasalahan-permasalahan yang ada seiring kegiatan pengasuhan tersebut. Orang tua akan menjadi lebih yakin dan mantap dalam mengikuti perkembangan anaknya. Rasa yang sama juga akan muncul pada diri anak seiring keikutsertaan orang tua dalam pendidikan sekolah. Hal penting yang dapat dilihat dari keikutsertaan orang tua dalam pendidikan sekolah adalah orang tua dapat mengetahui segala bentuk permasalahan anak di sekolah sehingga dapat bekerjasama  dengan guru untuk menyelesaikannya.

Keterlibatan orang tua dalam sekolah bukan hanya dengan ikut membantu anak dalam mengerjakan tugas rumahnya, melainkan lebih pada hubungan wali siswa-sekolah, baik pada komite sekolah, bimbingan penyuluhan atau hal-hal yang berkenaan dengan pendidikan anak di sekolah. Perhatian orang tua terhadap anak dapat diwujudkan dengan membangun kebiasaan bekerja secara teratur dan disiplin pada setiap tugas dan kewajiban sebagai seorang siswa.
Adapun dalam lingkungan masyarakat, pergaulan dengan teman-teman sebaya memiliki pengaruh yang kuat pada prilaku anak. Orang tua hendaknya dapat memberikan perhatian yang baik pula. Pada masa kecil orang tua dapat mengatur pergaulan anak dan mengarahkannya kepada teman-teman yang dianggap baik. Begitu pula pada masa remaja orang tua dapat mengarahkan agar bergaul dengan anak-anak yang telah jelas memiliki latar belakang baik dan prilkau yang baik pula.

Adapun pengasuhan orang tua di dalam keluarga ada tiga pola:[6]
1.      Pola Asuh Otoriter
2.      Pola Asuh Permisip
3.      Pola Asuh Demokrasi

Pola Asuh Otoriter (PAO)
Setiap orang tua pastilah menghendaki anaknya menjadi orang yang berguna dan mencapai kebahagiaan kelak. Akan tetapi dalam mengasuh tidak jarang kita mendapati orang tua yang mengambil langkah dan sikap yang otoriter dalam mendidik anaknya. Seringkali orang tua lebih mengedepankan kuatnya keinginan dan cita-cita agar anak meraih keberhasilan di masa datang. Mereka selalu berfikir apa yang meraka lakukan semata-mata demi kebaikan sang anak dan mengesampingkan perasaan dan kondisi anak tersebut.
Pola asuh otoriter juga sangat berpengaruh pada perkembangan mental anak. Orang tua memiliki kebutuhan kuat untuk memegang kendali, namun pada dasarnya sikap otoriter dimaksudkan untuk hal-hal yang baik. Orang tua tidak menginginkan anaknya mengalami kegagalan, bahaya, ataupun sesuatu buruk yang menimpanya, namun perkembangan mental anak akan terganggu, sebagaimana diungkapkan Laurence berikut: “Pada akhirnya satu-satunya cara agar anak anda bisa benar-benar sehat, bahagia dan sukses adalah jika anda memberikan kebebasan untuk mencoba dan membuat keputusannya sendiri meskipun itu membuka kemungkinan dia akan sakit hati dan kecewa. Pengasuhan yang baik melibatkan keseimbangan antara keterlibatan dan kemandirian. Jika keduanya dilakukan secara berlebihan- jika orang tua tidak peduli atau terlalu ikut campur- maka kesehatan mental akan rusak.[7]

Banyak hal negatif yang akan timbul pada diri anak akibat sikap otoriter yang diterapkan orang tua, seperti takut, kurang memiliki keyakinan diri, menjadi pembangkang, penentang ataupun kurang aktif. Orang tua seperti itu selalu memberikan pengawasan berlebih pada anak sehingga hal-hal yang kecil pun harus terlaksana sesuai keinginannya. Disisi lain, orang tua tersebut lebih seperti polisi yang selalu memberi pengawasan dan aturan-aturan tanpa mau mengerti anak.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa diantara hal-hal negatif yang akan timbul adalah sikap penentang pada anak. Dari kelompok penentang dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe.[8]

Pertama, tipe penentang aktif. Mereka menjadi keras kepala, suka membantah dan membangkang apa saja kehendak orang tua. Mereka marah karena orang tua tak menghargai dirinya sebagai manusia. Untuk melawan jelas tak bisa karena sang “polisi” punya kekuatan besar. Maka jalan yang dipilihnya adalah menyakiti hatinya.

Kedua, tipe pemberontak dengan cara halus, sadar bahwa tubuh kecilnya tidak mampu menandingi kekuatan “Polisi” yang tak lain orang tuanya sendiri mereka memilih sikap diam, tapi tidak juga mengikuti perintah.

Ketiga, tipe selalu terlambat. Anak-anak seperti itu baru mau mengerjakan suatu perintah setelah terlebih dahulu melihat orang tuannya jengkel, marah, dan mengomel karena kemalasannya.

Pola Asuh Permisif (PAP)
Orang tua yang baik tentunya tidak pernah bercita-cita menjadikan anaknya sebagai sampah masyarakat, tidak berguna dan tidak disiplin. Namun terkadang kita masih mendapati orang tua yang rela membiarkan anaknya tanpa bimbingan dan arahan. Anak menjadi tak terarah, dan merasa orang tuanya telah memberikan kebebasan sepenuhnya pada dirinya, sehingga setiap keputusan yang ia ambil adalah sepenuhnya hak priadi yang tak seorang pun dapat mencampurinya.

Dalam pendidikan sekolah, pola asuh permisif yang diterapkan orang tua akan memberi dampak kurangnya prestasi belajar, anak bisa saja menjadi malas dan tidak peduli dengan hasil belajar yang ia raih dikarenakan tidak adanya perhatian dari orang tua. Orang tua merasa tidak mampu memberikan pendidikan dan pengasuhan dengan baik sehingga menyerahkan sepenuhnya pendidikan kepada sekolah. Mereka melupakan peran penting dalam keluarga sebagai pendidik, pengasuh, pembimbing, pemberi motivasi, kasih sayang dan perhatian.
Seorang anak yang berkembang tanpa batasan dan aturan dan perhatian akan mengalami ketidakjelasan hidup dan hilangnya contoh teladan yang berakibat pada beralihnya anak kepada lingkungan, teman atau orang-orang terdekatnya dan menjadikannya figur. Mengenai pola asuh Permisif, Diana Braumrind dalam Syamsu Yusuf LN, menjelaskan sikap atau prilaku orang tua sebagai berikut:

1.      Sikap ”Acceptance”nya tinggi, namun kontrolnya rendah
2.      Memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan/keinginannya
Profil Prilaku Anak:
1.      Bersikap Impulsif dan Agresif
2.      Suka memberontak
3.      Kurang memiliki rasa percaya diri dan pengendalian diri
4.      Suka mendominasi
5.      Tidak jelas arah hidupnya
6.      Prestasinya rendah[9]

Dapat disimpulkan bahwa anak yang mendapati pengasuhan dari orang tuanya dengan pola asuh permisif akan cinderung bersifat bebas tanpa aturan, dan memiliki emosi yang tidak stabil dan meledak-ledak, sedangkan orang tua tidak lagi dianggap sebagai sosok yang memiliki peran dan tauladan baginya. Ia menganggap bahwa apa yang ia raih adalah bersumber dari pribadinya dan tidak ada yang dapat memberikan aturan maupun larangan.

Pola Asuh Demokrasi (PAD)
Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak semestinya didasari prinsip saling menghormati dan kasih sayang. Apabila orang tua selalu mengedepankan pendekatan secara personal dengan curahan kasih sayang, maka akan terbentuklah kepercayaan yang besar dalam diri anak. Anak akan bersikap terbuka kepada orang tuanya sehingga segala permasalahan dapat dicari kunci penyelesaianya. Selain itu orang tua lebih mudah memberi pengarahan dan nasihat serta meninggalkan cara-cara paksaan dan intimidasi.

Prilaku anak akan terbentuk secara bertahap menuju kepada kepribadian yang baik. Dorongan yang kuat secara terus-menerus sangat diharapkan dari orang tua. Sosok orang tua yang demokratis tidak mengedepankan kepentingan pribadinya, akan tetapi tetap menghargai dan memperhatikan kepentingan anak sebagai seorang individu diantara komunitas manusia. Dengan kata lain, orang tua selalu melihat kepentingan bersama sebagai pembatas dari kebebasan seorang inividu.

Latar belakang pengasuhan yang didapati anak tentulah sangat berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya, sebab hal-hal yang ia dapati dari pola pengasuhan orang tuanya akan menjadi bekal sikap dan prilakunya pada kehidupannya kelak.
Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.[10]

Jadi, sudah jelas bahwa pola asuh demokrasi sangat memberi dampak positif pada perkembangan anak. Orang tua dapat mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya kepada anak secara baik dan sepenuhnya tanpa menggunakan cara-cara pemaksaan dan dan kekerasan. Dalam hal ini, orang tua harus menguasai komunikasi yang tepat dalam melakukan pendekatan agar proses pengasuhan dapat berjalan baik dan tidak mempengaruhi mental maupun perkembangannya.

Pola asuh demokrasi sangat mirip dengan apa yang dijelaskan Diana Baumrind Western dan Lioyd, 1994: 359-360; Sigelmen dan Sheffer, 1995: 396 mengenai hasil penelitiannya melalui observasi dan wawancara terhadap siswa taman kanak-kanak. Ia menjelaskan tentang parenting stayle Pola Asuh, diantara tiga tipe; Authoritarian, Permissive, dan Authorotative, tipe yang yang sama dengan pola asuh demokrasi adalah Authoritative. Beberapa sikap yang diambil orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak yaitu:

1.      Sikap “Acceptance” dan kontrolnya tinggi
2.      Bersikap responsive tehadap kebutuhan anak
3.      Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan
4.      Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk.

Profil Prilaku Anak yang ditimbulkan:

1.      Bersikap bersahabat
2.      Memiliki rasa percaya diri
3.      Mampu mengendalikan diri Self Control
4.      Bersikap Sopan
5.      Mau bekerjasama
6.      Memiliki rasa ingin tahunya yang tinggi
7.      Mempunyai tujuan/arah hidup yang jelas
8.      Berorientasi terhadap prestasi[11]

Dari paparan diatas dapat dilihat bahwa sikap demokratis orang tua tercermin dari tindakannya mau menghargai pribadi anak, serta menegur tindakan yang salah dari prilakunya secara baik-baik seperti yang dikatakan Irawati Istadi: “Harus dibedakan antara pribadi anak dengan prilaku bisa saja salah, tetapi pribadi anak tetap senantiasa baik.[12]

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan yang dipakai orang tua dalam pengasuhan sangat memberi dampak pada perkembangan anak, sehingga pola asuh demokrasi merupakan pola asuh yang baik dalam pengasuhan.